Rabu, 24 Mei 2017

Motivasi dan Emosi

Hallo pembaca setia, kita bertemu lagi dan pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang "Motivasi dan Emosi", tentu kalian sudah tidak sabar bukan hahaha? yaa sudah mari kita simak pembahasan berikut ini.

Emosi
Menurut William James (dalam wedge, 1995), emosi adalah “kecenderungan untuk memiliki perasaan yang  khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya”. Crow & Crow (1962) mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu ynag berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.

Pengertian lain emosi adalah perasaan yang bergejolak, yang seakan-akan menggetarkan dan menggerakkan seseorang, sehingga nampak dari luar. Misalnya orang yang sedang mengalami emosi marah, tampak mukanya berwarna merah padam, bibir bergetar, mata bersinar tajam tangan mengepal-ngepal dan sebagainya. Sering juga diikuti dengansuara yang keras, caci maki, tindakan-tindakan kasar dan bentuk yang lain.

Motivasi
Motivasi adalah sebuah ucapan yang bisa mendorong dan memberi semangat, segala sesuatu yang bisa bemberikan dorongan serta semangat kepada orang lain sehingga membuat dia mau untuk melakukan hal yang lebih baik dengan kemauannya sendiri tanpa adanya paksaan dalam bentuk apapun.

Mempengaruhi pada emosi seseorang,bahkan motivasi bisa dikatakan sebagai jalan utama alat yang kuat untuk mendongkrak emosi seseorang untuk menjadi lebih baik.Motivasi merupakan dorongan untuk membangun rasa dalam diri,membangun kekuatan untuk melakukan hal yang khas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Merupakan proses untuk mendorong diri.

Jadi motivasi itu bukan berupa kata-kata saja,akan tetapi juga bisa berupa tulisan,gambar atau apapun.Yang paling utama bahwa sesuatu yang bisa dikatakan sebagai motivasi adalah segala sesuatu yang bisa memberikan semangat. Berasal dari faktor eksternal juga internal,seperti dicontohkan dengen rasa lapar,kebutuhan untuk makan,jika tidak memperolah makanan maka tidak akan mampu untuk bertahan hidup,tubuh akan dilengkapi dengan tanda-tanda bahaya yang bekerja bilamana tubuh memerlukan makanan. Kegiatan-kegiatan “berakal” yang merupakan unsur alasan paling penting yang dimiliki manusia yang diyakini serta diarahkan oleh dorongan rasa lapar,dalam arti,rasa lapar itu akan merangsang kegiatan sampai makanan menghentikan tanda-tanda bahaya tersebut.

Contoh Kasus
Tian seorang anak remaja yang berprestasi dalam pelajaran akademik dimana selama duduk di bangku sekolah dia selalu dapat gelar juara kelas bahkan ketika Tian duduk di kursi kuliah dirinya mendapat beasiswa dan IPK-nya hampir sempurna, sedangkan Fajar teman Tian dia hanya mendapat IPK yang biasa saja, karena Fajar memang kurang dalam dunia akademik namun Fajar selalu mengasah kemampuannya dibidang bulu tangkis hingga pada 6 Tahun kemudian Fajar dapat juara dunia dibidang bulu tangkis dan mengharumkan nama negaranya.


Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian pengertian, contoh, dan semuanya yang berkaitan dengan emosi dan motivasi dapat diambil kesimpulan bahwa emosi sangatlah dipengaruhi oleh motivasi untuk membangun potensi yang ada pada dirinya,situasi yang ada dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya. Aspek tersebut sangat mempengaruhi perbuatan dan tingkah laku yang dia kerjakan seorang individu.

Rabu, 17 Mei 2017

HUBUNGAN INTELIGENSI DENGAN KECERDASAN BUATAN

Haaaaiiiii pembaca setia, pada kesempatan kali ini saya akan membahas hubungan inteligensi dengan kecerdasan buatan, pasti rekan-rekan sudah tidak sabar dengan pembahasan kali ini kan? hahahaha yaudah yoo kita simak dari pengertian intelegensi.

Pengertian Intelegensi.
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian Intelegensi yaitu sebagai berikut :
a) Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
b) K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
c) David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
d) William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang.


Faktor yang mempengaruhi Inteligensi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu memiliki tingkat intelegensi yang berbeda. Perbedaan intelegensi itu, dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a.       Pengaruh faktor bawaan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ) orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 – +0,20 ).

b.      Pengaruh faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka). Ada beberapa lingkungan yang berpengaruh terhadap intelegensi, antara lain :
·         Lingkungan keluarga;
·         Pengalaman pendidikan;

c.       Stabilitas inteIigensi dan IQ
Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas intelegensi tergantung perkembangan organik otak.

d.      Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya (berkaitan erat dengaan umur).

e.       Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti disekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).

f.       Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

g.      Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seseorang, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.


Hubungan antara intelegensi dengan kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.

Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.

Hubungan antara intelegensi dengan bakat.
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.

Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
Hubungan antara intelegensi dengan kecerdasan buatan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.

Kesimpulan 
Jadi peranan Intelegensi / kecerdasan setiap orang sangat mempengaruhi kreativitas, bakat , dan prestasi belajarnya. Seseorang yang Tingkat intelegensinya (IQ) tinggi belum tentu memiliki kreativitas, bakat, dan prestasi belajarnya tinggi pula karena setiap individu memiliki motivasi yang berbeda. Tetapi individu yang memiliki IQ lebih tinggi akan lebih mudah berkreativitas dan meraih prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan yang memiliki IQ rendah.

Semoga pembahasan kali ini dapat berguna untuk semua orang khususnya anda sebagai pembaca setia.


Daftar Pustaka :
http://kentanks.blogspirit.com/archive/2006/03/04/intelegensi-dan-iq.html
http://id.wikipedia.org/wiki/bakat/psikologi
http://id.wikipedia.org/wiki/kreativitas/psikologi
http://id.wikipedia.org/wiki/belajar/psikologi