Selasa, 14 Maret 2017

FENOMENA ILUSI SOSIAL

FENOMENA ILUSI SOSIAL

            Dalam kesempatkan kali ini saya akan membahas tenang fenomena ilusi sosial ditengah masyarakat dan dikaji dalam sensasi dan persepsi untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Psiologi Umum 2.

Ilusi adalah kesalahan persepsi yang sering terjadi pada kita. Jika sebuah ilusi terjadi pada kita, jangan khawatir. Ilusi bukan sebuah kelainan dalam mempersepsikan sesuatu. Dengan ilusilah akan terjadi sebuah kesalahan persepsi, dimana apa yang kita pahami, dan kita persepsikan sesungguhnya tidak sesuai dengan faktanya. Dengan ilusi, kita dapat belajar bagaimana cara memahami sistem kerja persepsi kita. Faktanya indera kita dapat ditipu dengan berbagai cara, dan tipuan tersebut meluas ke setiap alat indera misalnya mata. Sebenarnya kita menyadari bahwa ilusi hanya sebuah tipuan belaka, namun indera kita untuk mempersepsikannya dan terjadilah sebuah ilusi. Ilusi sosial sendiri memiliki makna ilusi yang terjadi pada persepsi sosial, contohnya seperti prasangka, stereotype, fanatisme, rasialisme, favoritisme.
          
  Pada slide power point Mas Seta selaku dosen pengajar di jelaskan bahwa ilusi adalah prsepsi pada panca indra yang disebabkan adanya rangsangan pada panca indra yang di tafsirkan secara salah. Sensasi adalah proses merasakan apa yang terjadi pada lingkungan sekitar kita melalui indra kita, proses manusia menerima informasi melalui indra kita seperti mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Sedangkan Persepsi adalah proses ketika manusia memilah, mengelompokan, serta memberikan makna pada informansi yang diterimanya melalui alat indra (simulus).
           
  Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugrahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartika sebagai aspek kedasaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tunggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai knadungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
       
    Kata “persepsi” biasanya dikaitkan dengan kata lain, menjadi: persepsi dari persepsi sosial (calhoun& Acocella, 1990: Sarwono,1997; Gerungan 1987), dan persepsi interpersonal (Rakhmat, 1994). Tegiuri (dalam Muhadjir 1992) menawarkan istilah (la atrui” atau mengenal orang lain. Dlam keputusan berbahasa inggris, istilah yang banyak digunakan adalah “ social perception”. Objek fisik pada umumnya memberikan stimulus fisik yang sama, sehingga orang mudah membuat persepsi yang sama. Pada dasarnya, objek berupa pribadi memberi stimulus yang sama pula, namun kenyataannya tidaklah demikian. 
        
    Maka dari itu saya akan menggambil satu ilusi sosial didalam kehidupan sehari-hari yaitu (Stereotype) contohnya ketika kita melihat seseorang yang berbadan tinggi tegak, berambut panjang atau gondrong, serta berpakaian berantakan pasti kita akan berpikiran jika orang itu adalah preman atau orang jalan, padahal belum tentu orang itu adalah preman bisa jadi dia adalah seorang polisi intel yang berpenampilan demikan untuk mengelabui target sasarannya dan menggali infomasi untuk kepentingan penyelidikan. Begitu pula dalam mengenal seseorang, masalah ilusi menjadi lebih kompleks lagi. Kita sering teripu dengan penampilan fisik dan atribut yang digunakan seseorang. Ini merupakan ilusi sosial yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, ini merupakan tanggapan tertentu terhadap individu atau kelompok yang diliat berdasarkan pengalaman atau opini dari masyarakat.

SUMBER:

Rakhmat, Jalaluddin. (2001) “Psikologi Komunikasi”. Bandung : Remaja Rosdakarya.


Vincentius Gioveni (7015210186) #FIKOM #2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar