Haaaaiiiii pembaca setia, pada kesempatan kali ini saya akan membahas hubungan inteligensi dengan kecerdasan buatan, pasti rekan-rekan sudah tidak sabar dengan pembahasan kali ini kan? hahahaha yaudah yoo kita simak dari pengertian intelegensi.
Pengertian Intelegensi.
Berikut ini adalah pendapat beberapa ahli psikologi tentang pengertian
Intelegensi yaitu sebagai berikut :
a) Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
b) K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan
pemahaman atau pengertian.
c) David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai
kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi
tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara
rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
d) William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah
kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan
alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat
bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan,
pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi
seseorang.
Faktor yang mempengaruhi Inteligensi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap individu
memiliki tingkat intelegensi yang berbeda. Perbedaan intelegensi itu, dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai
berikut :
a. Pengaruh
faktor bawaan
Banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu
keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50
) orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20
), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10
– +0,20 ).
b. Pengaruh
faktor lingkungan
Perkembangan
anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan
antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang. Pemberian
makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting
selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan
berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka). Ada
beberapa lingkungan yang berpengaruh terhadap intelegensi, antara lain :
· Lingkungan
keluarga;
· Pengalaman
pendidikan;
c. Stabilitas inteIigensi dan IQ
Intelegensi
bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan
individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang
notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas
intelegensi tergantung perkembangan organik otak.
d. Pengaruh
faktor kematangan
Tiap organ
dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik
maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya (berkaitan erat dengaan umur).
e. Pengaruh
faktor pembentukan
Pembentukan
ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan
intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti disekolah) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
f. Minat
dan pembawaan yang khas
Minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan
itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Apa yang menarik minat seseorang
mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
g. Kebebasan
Kebebasan
berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga
bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu
sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seseorang, kita tidak
dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi
adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan
intelegensi seseorang.
Hubungan antara intelegensi dengan kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena
kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun
demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan
bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai
hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang
diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah
memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi
skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada
skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih
tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat
kreativitas.
Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford
menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat
divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban
berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya
dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu
kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan
informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional
yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau
kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai
oleh ilmu pengetahuan.
Hubungan antara intelegensi dengan bakat.
Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat
kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini
memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya
pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu
latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi
tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat
tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakat
atau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar
pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di
bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh
dari Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate
Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau
Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder
Occupational Interest Survey.
Hubungan antara intelegensi dengan kecerdasan buatan
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi
rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan
tingkat perkembangan sebaya. Adakalany perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan
yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak
pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor
intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu aspek yang penting,
dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid
mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia
dapat mencapai prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”
Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi
kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk
meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa
maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang
tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha
belajar.
Kesimpulan
Jadi peranan Intelegensi / kecerdasan setiap orang sangat mempengaruhi kreativitas,
bakat , dan prestasi belajarnya. Seseorang yang Tingkat intelegensinya (IQ)
tinggi belum tentu memiliki kreativitas, bakat, dan prestasi belajarnya tinggi
pula karena setiap individu memiliki motivasi yang berbeda. Tetapi individu
yang memiliki IQ lebih tinggi akan lebih mudah berkreativitas dan meraih
prestasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan yang memiliki IQ rendah.
Semoga pembahasan kali ini dapat berguna untuk semua orang khususnya anda sebagai pembaca setia.
Daftar Pustaka :
http://kentanks.blogspirit.com/archive/2006/03/04/intelegensi-dan-iq.html
http://id.wikipedia.org/wiki/bakat/psikologi
http://id.wikipedia.org/wiki/kreativitas/psikologi
http://id.wikipedia.org/wiki/belajar/psikologi